Bahaya Klorin dalam Air Minum bagi Kesehatan Ginjal 

Tahukah Anda bahwa dalam air minum bisa terdapat kandungan klorin. Jika dikonsumsi, apa bahayanya terhadap kesehatan ginjal?

Sebagian masyarakat Indonesia menggunakan air ledeng dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) sebagai sumber air untuk kebutuhan sehari-hari, termasuk untuk diminum. Mungkin banyak yang tidak tahu bahwa air PDAM mengandung klorin. Nah, adakah bahaya klorin dalam air minum Anda terhadap kesehatan ginjal?

Air yang terlihat mengalir dari air ledeng memang sekilas terlihat jernih. Namun, jangan terkecoh, karena beningnya air tersebut belum tentu jaminan aman dari zat dan mikroorganisme yang bisa menimbulkan penyakit. Salah satu zat yang terkandung di dalamnya adalah klorin.

Air yang diproses oleh PDAM untuk menjadi air ledeng adalah air permukaan, sehingga umumnya lebih banyak mengandung kuman atau mikroorganisme, dibandingkan dengan air sumur. Nah, klorin merupakan bahan kimia yang digunakan PDAM untuk menjernihkan. Selain itu, klorin juga bekerja sebagai disinfekstan yang digunakan untuk mencegah munculnya penyakit yang menyebar di dalam air tersebut. Jenis klorin yang digunakan adalah gas klor (Cl2). Klorin berbentuk gas yang bewarna kuning kehijauan, berbau yang tajam, serta iritatif.

Dalam kehidupan sehari-hari, klorin digunakan untuk disinfeksi air, termasuk air minumPDAM. Tujuannya adalah untuk mematikan bakteri yang mengganggu saluran pencernaan dan mengakibatkan terjadinya penyakit seperti bakteri E.coli atau Giardia. Meski tujuannya sebetulnya mulia, tapi penggunaan klorin juga berdampak pada kesehatan.

Besarnya dampak yang ditimbulkan oleh senyawa klorin tergantung dari jumlah, jenis, serta tingkat daya zat tersebut menyebabkan keracunan di dalam tubuh. Dikatakan bahwa klorin bisa memengaruhi kesehatan organ hati dan ginjal.

Tak hanya itu, menurut U.S. Council of Environmental Quality, risiko terjadinya kanker meningkat hingga 93 persen pada penduduk yang mengonsumsi air berklorin dibandingkan dengan penduduk yang tidak mengonsumsi air berklorin. Pada penelitian binatang terhadap, tikus yang terpapar klorin dan kloramin dilaporkan menderita tumor ginjal dan usus.

Selain sistem pencernaan, paparan langsung klorin setelah dikonsumsi adalah organ ginjal, mengingat fungsi ginjal itu sendiri adalah menyaring limbah tubuh dalam darah.

Klorin yang bereaksi dengan air dapat membentuk asam hipoklorit yang dapat merusak sel-sel dalam tubuh. Ini dapat menyebabkan gangguan di pencernaan karena bisa bikin dinding lambung mengalami erosi dan menyebabkan mag. Dalam jangka panjang, penyakit ginjal dan kanker bisa terjadi.

Ketika fungsi ginjal terganggu, zat sisa limbah tubuh dan cairan yang menumpuk di dalam tubuh akan menyebabkan gejala penurunan fungsi ginjal, antara lain:

  • Pembengkakan di pergelangan kaki
  • Jumlah urine berkurang
  • Urine berbusa
  • Tekanan darah tinggi
  • Mudah lelah
  • Sesak napas
  • Dehidrasi

Bahaya Klorin dalam Air Minum terhadap Kesehatan Ginjal

Jika Anda mengalami salah satu atau beberapa gejala yang disebutkan tadi, segera buat janji dengan dokter agar dapat dilakukan pemeriksaan fisik menyeluruh dan pemeriksaan penunjang seperti:

  • Tes urine:untuk mengetahui kadar albumin di dalam urine. Jika kandungan ini terdeteksi, ini menandakan ginjal sudah tak berfungsi dengan baik.
  • Tes darah:untuk mengetahui kadar kreatinin. Jika ginjal mengalami kerusakan, maka kandungan kreatinin akan tinggi di dalam darah, karena ginjal tidak dapat membuangnya.
  • Pemindaian:untuk melihat kondisi ginjal secara menyeluruh. Bisa menggunakan USG atau CT scan.

Kandungan klorin memang bisa berbahaya bagi tubuh. Bahan kimia tersebut bisa meracuni tubuh dengan sentuhan, menelan, atau dengan menghirupnya. Dampaknya bisa dirasakan sistem pencernaan, serta beberapa organ seperti ginjal. Untuk mencegah paparan klorin yang berlebihan, sebaiknya jangan menggunakan air ledeng untuk air minum. Gunakan air yang memang proses pengolahannya dikhususkan untuk diminum demi kesehatan Anda dan keluarga.

 

Sumber : klikdokter.com