Sebelum dialisis ada dan tersedia, gagal ginjal pasti berujung dengan kematian. Hari ini, penderita gagal ginjal dapat hidup dengan perawatan khusus seperti dialisis dan transplantasi ginjal.
Apa itu dialisis?
Dialisis merupakan cara untuk membersihkan darah dari hasil metabolisme yang sudah tidak diperlukan oleh tubuh atau racun serta membuang kelebihan cairan dan garam, ketika ginjal kita sudah tidak berfungsi normal
Tipe-tipe dialisis
Ada 2 tipe dialisis. Yang pertama adalah hemodialisis, pada proses hemodialisis darah di pompa keluar dari tubuh menggunakan mesin ginjal buatan dan dikembalikan ke dalam tubuh melalui selang yang menghubungkan tubuh dengan mesin hemodialisis. Yang kedua adalah peritoneal dialisis, dimana perut dapat berfungsi juga sebagai penyaring alami. Proses pembuangan dibantu dengan cairan pembersih yang disebut dialisat, yang keluar masuk melalui perut secara terus menerus.
Bagaimana kerja dari peritoneal dialisis?
Selang plastik atau yang di sebut kateter dipasang ke dalam perut dengan proses operasi. Cairan pembersih steril di masukkan ke dalam perut melalui kateter. Setelah proses penyaringan selesai, cairan dikeluarkan dari tubuh melalui kateter pula.
Ada 2 tipe dari peritoneal dialisis:
Kedua tipe dibawah ini memiliki dasar perawatan yang sama, hanya berbeda di cara penggunaan dan banyaknya penggunaan.
Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis (CAPD)
CAPD dilakukan secara terus menerus, tidak perlu menggunakan mesin dan dapat dilakukan saat aktivitas normal seperti saat sekolah ataupun bekerja. Perawatan dilakukan dengan memasukkan sekitar 2 liter cairan pembersih ke dalam perut dengan cara menaikkan posisi kantong cairan di atas pundak sehingga cairan akan mengikuti gravitas dan mengalir turun secara sendirinya melalui kateter. Cairan dialisat menetap di perut selama kurang lebih 6 jam hingga proses filtrasi selesai, kemudian cairan dialisat diganti lagi dengan yang baru. Proses penggantian cairan ini bisa sampai 4 kali dalam sehari dan setiap penggantian cairan berdurasi 30 sampai 40 menit. Beberapa pasien melakukan penggantian cairan saat waktu makan maupun sebelum tidur.
Automated Peritoneal Dialysis (APD)
Tipe ini merupakan CAPD dengan menggunakan mesin dimana proses dialisisnya dilakukan saat tidur di malam hari.
Tipe Peritoneal dialisis mana yang lebih baik.
Untuk tipe/jenis peritoneal dialisis yang terbaik untuk anda tergantung dari keputusan diri sendiri dan kondisi medis setiap pasien. Dokter Anda akan membantu untuk memilih jenis mana yang lebih baik untuk Anda.
Pro dan Kontra mengenai peritoneal dialisis
Beberapa dokter merasa CAPD memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan hemodialisis. Dengan dialisis yang terus menerus, kelebihan cairan dapat diatur lebih mudah, dan ini akan mengurangi tekanan pada Jantung dan pembuluh darah. Selain itu untuk diet makanan tidak terlalu ketat dibandingkan dengan pasien ginjal yang hemodialisis, dan menggunakan obat yang lebih sedikit juga. Yang paling utama adalah masih dapat beraktivitas dengan normal dan lebih mudah mengaturnya saat bekerja maupun saat sedang travel ke luar kota dikarenakan dialisis dilakukan secara mandiri, dan tidak perlu menggunakan mesin.
Namun tidak semua orang dapat menggunakan peritoneal dialisis, contohnya seperti penderita obesitas dan yang telah melalui banyak operasi di bagian perut tidak memungkinkan untuk menggunakan peritoneal dialisis ini.
Peritoneal dialisis tidak dapat diterapkan ke semua orang. Harus diberikan pelatihan terlebih dahulu dan mampu melakukan setiap langkah dengan tepat. Jika penanganan tidak tepat, hal ini beresiko terkena peritonitis atau infeksi pada perut akibat kelalaian dalam proses dialisis, misal tidak higenis, dll. Perawat terlatih pun dapat digunakan untuk membantu dalam proses peritoneal dialisis.
Sumber: https://www.kidney.org/atoz/content/peritoneal